BALADA RAUDHAH, ANAK YANG MULIA

Pharo Abdul Hakim

Kujenguk Raudhah di akhir Ramadan
di rumah anak yatim
padaku Raudhah menghulur salam
"terima kasih pak cik yang mulia
melawat kami yang tidak punya keluarga"

Pada Raudhah kuhulur bantuan
semoga syawalmu turut gemilang
mintalah padaku hadiah kedamaian
baju kebaya merah jingga
dan kasut berjenama popular

Raudhah memelukku sambil berkata
" Raudhah punya permintaan
tinggi nilainya tak terucap lidahku
takut nanti tak bisa ditunai
tentu hati terluka lagi"

Pada Raudhah aku berjanji
menunaikan setiap mimpi
aku tak mahu melihat
Raudhah bersyawal kesedihan

"Pada pak cik kumohon restu
ingin kupanggil pakcik sebagai abahku
syawalku tentu bermakna
berhari raya bersama keluarga"

"Kupinta izin pakcik yang mulia
Raudhah berpotret bersama keluarga
pada teman boleh kutunjukkan
Raudhah punya keluarga bahagia"

Kelopak mataku tidak berupaya
menahan alir air mata
hatiku luluh menahan luka
madah Raudhah menikam jiwa
ketika pulang aku hilang upaya
menahan sendu melanda
teringat Raudhah anak mulia
madahnya mendera jiwa.

10 Oktober 2007

(Utusan Sarawak, 15 November 2007)

No comments: